Minggu, 17 Januari 2010

sejarah pendidikan islam

A. PENDAHULUAN
Mempelajari Sejarah Pendidikan Islam amat penting, terutama bagi pelajar-pelajar agama islam dan pemimpin-pemimpin islam. Dengan mempelajari Sejarah Pendidikan Islam kita dapat mengetahui sebab kemajuan dan kemunduran islam baik dari cara didikannya maupun cara ajarannya. Khususnya pendidikan islam pada zaman Nabi Muhammad SAW.dan juga pada masa setelah beliau.
B. PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA RASULULLAH
1. Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah di Makkah
Setelah banyak orang memeluk islam, lalu Nabi menyediakan rumah Al- Arqam bin Abil Arqam untuk tempat pertemuan sahabat-sahabat dan pengikut-pengikutnya. di tempat itulah pendiikan islam pertama dalam sejarah pendidian islam.disanalah Nabi mengajarkan dasar-dasar atau pokok-pokok agama islam kepada sahabat-sahabatnya dan membacakan wahyu-wahyu (ayat-ayat) alqur’an kepada para pengikutnya serta Nabi menerima tamu dan orang-orang yang hendak memeluk agama islam atau menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan agama islam. Bahkan disanalah Nabi beribadah (sholat) bersama sahabat-sahabatnya
Lalu turunlah wahyu untuk menyuruh kepada Nabi, supaya menyiarkan agama islam kepada seluruh penduduk jazirah Arab dengan terang-terangan. Nabi melaksanakan tugas itu dengan sebaik-baiknya. Banyak tantangan dan penderitaan yang diterima Nabi dan sahabat-sahabatnya. Nabi tetap melakukan penyiaran islam dan mendidik sahabat-sahabatnya dengan pendidikan islam.
Mahmud Yunus dalam bukunya Sejarah Pendidikan Islam, menyatakan bahwa pembinaan pendidikan islam pada masa Makkah meliputi:
1. Pendidikan Keagamaan
2. Pendidikan Akliyah dan Ilmiah
3. Pendidikan Akhlak dan Budi pekerti
4. Pendidikan Jasmani atau Kesehatan.
2. Pendidikan Islam pada masa Rasulullah di Madinah
Berbeda dengan periode di Makkah, pada periode Madinah islam merupakan kekuatan politik. Ajaran islam yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat banyak turun di Madinah. Nabi Muhammad juga mempunyai kedudukan, bukan saja sebagai kepala agama, tetapi juga sebagai kepala Negara.
Cara Nabi melakukan pembinaan dan pengajaran pendidikan agaam islam di Madinah adalah sebagai berikut:
a. Pembentukan dan pembinaan masyarakat baru, menuju satu kesatuan sosial dan politik.
b. Pendidikan sosial politik dan kewarganegaraan.
c. Pendidikan anak dalam islam
1. Pendidikan Tauhid
2. Pendidikan Shalat
3. Pendidikan adab sopan dan santun dalam bermasyarakat
4. Pendidikan adab dan sopan santun dalam keluarga
5. Pendidikan kesehatan
6. Pendidikan akhlak
3. Kurikulum Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah SAW
Sistem pendidikan islam lebih bertumpu kepada Nabi, sebab selain Nabi tidak ada yang mempunyai otoritas untuk menentukan materi-materi pendidikan islam.Dapat dibedakan menjadi dua periode:
1. Makkah
• Materi yang diajarkan hanya berkisar pada ayat-ayat Makiyyah sejumlah 93 surat dan petunjuk-petunjuknya yang dikenal dengan sebutan sunnah dan hadits.
• Materi yang diajarkan menerangkan tentang kajian keagamaan yang menitikberatkan pada keimanan, ibadah dan akhlak.
2. Madinah
• upaya pendidikan yang dilakukan Nabi pertama-tama membangun lembaga masjid, melalui masjid ini Nabi memberikan pendidikan islam.
• Materi pendidikan islam yang diajarkan berkisar pada bidang keimanan, akhlak, ibadah, kesehatan jasmanai dan pengetahuan kemasyarakatan
C. .PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA KHULAFA AL-RASYIDIN
Tahun-tahun pemerintahan Khulafa al-Rasyidin merupakan perjuangan terus menerus antara hak yang mereka bawa dan dakwahkan kebatilan yang mereka perangi dan musuhi. Pada zaman khulafa al-Rasyidin seakan-akan kehidupan Rasulullah SAW itu terulang kembali:
A. Masa Khalifah Abu Bakar as-Siddiq
Pola pendidikan pada masa Abu Bakar masih seperti pada masa Nabi, baik dari segi materi maupun lembaga pendidikannya. Dari segi materi pendidikan Islam terdiri dari pendidikan tauhid atau keimanan, akhlak, ibadah, kesehatan, dan lain sebagainya. Menurut Ahmad Syalabi lembaga untuk belajar membaca menulis ini disebut dengan Kuttab. Kuttab merupakan lembaga pendidikan yang dibentuk setelah masjid, selanjutnya Asama Hasan Fahmi mengatakan bahwa Kuttab didirikan oleh orang-orang Arab pada masa Abu Bakar dan pusat pembelajaran pada masa ini adalah Madinah, sedangkan yang bertindak sebagai tenaga pendidik adalah para sahabat rasul terdekat.
Lembaga pendidikan Islam masjid, masjid dijadikan sebagai benteng pertahanan rohani, tempat pertemuan, dan lembaga pendidikan Islam, sebagai tempat shalat berjama’ah, membaca Al-qur’an dan lain sebagainya.
B. Masa Khalifah Umar bin Khattab
Berkaitan dengan masalah pendidikan, khalifah Umar bin Khattab merupakan seorang pendidik yang melakukan penyuluhan pendidikan di kota Madinah, beliau juga menerapkan pendidikan di masjid-masjid dan pasar-pasar serta mengangkat dan menunjuk guru-guru untuk tiap-tiap daerah yang ditaklukan itu, mereka bertugas mengajarkan isi Al-qur’an dan ajaran Islam lainnya. Adapun metode yang mereka pakai adalah guru duduk di halaman masjid sedangkan murid melingkarinya.
Pelaksanaan pendidikan di masa Khalifah Umar bin Kattab lebih maju, sebab selama Umar memerintah Negara berada dalam keadaan stabil dan aman, ini disebabkan disamping telah ditetapkannya masjid sebagai pusat pendidikan juga telah terbentuknya pusat-pusat pendidikan Islam di berbagai kota dengan materi yang dikembangkan, baik dari segi ilmu bahasa, menulis, dan pokok ilmu-ilmu lainnya.
Pendidikan dikelola di bawah pengaturan gubernur yang berkuasa saat itu,serta diiringi kemajuan di berbagai bidang, seperti jawatan pos, kepolisian, baitulmal dan sebagainya. Adapun sumber gaji para pendidik waktu itu diambilkan dari daerah yang ditaklukan dan dari baitulmal.
C. Masa Khalifah Usman bin Affan.
Pada masa khalifah Usman bin Affan, pelaksanaan pendidikan Islam tidak jauh berbeda dengan masa sebelumnya. Pendidikan di masa ini hanya melanjutkan apa yang telah ada, namun hanya sedikit terjadi perubahan yang mewarnai pendidikan Islam. Para sahabat yang berpengaruh dan dekat dengan Rasulullah yang tidak diperbolehkan meninggalkan Madinah di masa khalifah Umar, diberikan kelonggaran untuk keluar di daerah-daerah yang mereka sukai. Kebijakan ini sangat besar pengaruhnya bagi pelaksanaan pendidikan di daerah-daerah.
Proses pelaksanaan pola pendidikan pada masa Usman ini lebih ringan dan lebih mudah dijangkau oleh seluruh peserta didik yang ingin menuntut dan belajar Islam dan dari segi pusat pendidikan juga lebih banyak, sebab pada masa ini para sahabat memilih tempat yang mereka inginkan untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat
D. Masa Khalifah Ali bin Abi Thalib
Pada masa Ali telah terjadi kekacauan dan pemberontakan, sehingga di masa ia berkuasa pemerintahannya tidak stabil. Dengan kericuhan politik pada masa Ali berkuasa, kegiatan pendidikan Islam mendapat hambatan dan gangguan. Pada saat itu ali tidak sempat lagi memikirkan masalah pendidikan sebab keseluruhan perhatiannya itu ditumpahkan pada masalah keamanan dan kedamaian bagi seluruh masyarakat Islam.
D. PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA BANI UMAYYAH
Pada masa dinasti Umayyah pola pendidikan bersifat desentrasi,. Kajian ilmu yang ada pada periode ini berpusat di Damaskus, Kufah, Mekkah, Madinah, Mesir, Cordova dan beberapa kota lainnya, seperti: Basrah dan Kuffah (Irak), Damsyik dan Palestina (Syam), Fistat (Mesir). Diantara ilmu-ilmu yang dikembangkannya, yaitu: kedokteran, filsafat, astronomi atau perbintangan, ilmu pasti, sastra, seni baik itu seni bangunan, seni rupa, amuoun seni suara.
Umumnya pelajaran diberikan guru kepada murid-murid seorang demi seorang. Baik di Kuttab atau di Masjid pada tingkat menengah. Pada tingkat tinggi pelajaran diberikan oleh guru dalam satu tempat yang dihadiri oleh pelajar bersama-sama.
Ilmu-ilmu yang diajarkan pada Kuttab pada mula-mulanya adalah dalam keadaan sederhana, yaitu:
a. Belajar membaca dan menulis.
b. Membaca Al-Qur’an dan menghafalnya.
c. Belajar pokok-pokok agama Islam, seperti cara wudhu, shalat, puasa dan sebagainya.
Ilmu-ilmu yang diajarkan pada tingkat menengah dan tinggi terdiri dari:
a. Al-Qur’an dan tafsirannya.
b. Hadis dan mengumpulkannya.
c. Fiqh (tasri’).
Pemerintah dinasti Umayyah menaruh perhatian dalam bidang pendidikan. Memberikan dorongan yang kuat terhadap dunia pendidikan dengan penyediaan sarana dan prasarana. Hal ini dilakukan agar para ilmuan, para seniman, dan para ulama mau melakukan pengembangan bidang ilmu yang dikuasainya serta mampu melakukan kaderisasi ilmu.
Di antara ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa ini adalah:
1. Ilmu agama, seperti: Al-Qur’an, Haist, dan Fiqh. Proses pembukuan Hadist terjadi pada masa Khalifah Umar ibn Abdul Aziz sejak saat itulah hadis mengalami perkembangan pesat.
2. Ilmu sejarah dan geografi, yaitu segala ilmu yang membahas tentang perjalanan hidup, kisah, dan riwayat. Ubaid ibn Syariyah Al Jurhumi berhasil menulis berbagai peristiwa sejarah.
3. Ilmu pengetahuan bidang bahasa, yaitu segala ilmu yang mempelajari bahasa, saraf, dan lain-lain.
4. Budang filsafat, yaitu segala ilmu yang pada umumnya berasal dari bangsa asing, seperti ilmu mantik, kimia, astronomi, ilmu hitung dan ilmu yang berhubungan dengan itu, serta ilmu kedokteran.
MADRASAH/UNIVERSITAS PADA MASA BANI UMAYYAH
Madrasah-madrasah yang ada pada masa Bani Umayyah adalah sebagai berikut:
1) Madrasah Mekkah
2) Madrasah Madinah
3) Madrasah Basrah
4) Madrasah Damsyik
5) Madrasah Fistat (Mesir)



E. PERKEMBANGAN PENDIDIKAN PADA MASA ABASYIAH
Popularitas daulah Abbasiyah mencapai puncaknya di zaman khalifah harun al rasyid dan puteranya almakmun. Kekayaan yang banyak dimanfaatkan Harun al-Rasyid Rahimahullah untuk keperluan sosial. Rumah sakit, lembaga pendidikan dokter, dan farmasi didirikan. Pada masanya sudah terdapat paling tidak sekitar 800 orang dokter. Disamping itu, pemandian-pemandian umum juga dibangun. Kesejahteraan, sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan serta kesusasteraan berada pada zaman keemasannya. Pada masa inilah negara menempatkan dirinya sebagai negara terkuat dan tak tertandingi
Lembaga pendidikan Islam pertama untuk pengajaran yang lebih tinggi tingkatanya adalah ba’it al hikmah (rumah kebijakan) yang dirikan oleh al Makmun (830 M) di baghdad ibu kota negara. Selain berfungsi sebgai biro enerjemahan , lembaga ini juga dikenal sebagai pusat kejian akademis dan perpustakaa umum, serta memiliki sebuah observatorium.
F. PEMBAHARUAN PENDIDKAN ISLAM

Setelah berjaya mendamaikan umat Islam dengan pemerintah Inggeris, SAK mula mengenengahkan idea-ideanya dalam rangka memajukan umat Islam di India. Menurut beliau kemunduran umat Islam kerana mereka tidak mempunyai ilmu dan teknologi moden seperti dimiliki orang Eropah. Menurut beliau lagi, al-Quran sangat menggalakkan uamt Islam untuk menggunakan akal dalam bidang yang sangat luas, meskipun menjangkaui batasan. Gabungan kemampuan akal, kebebasan manusia yang berkehendak dan melakukan sesuatu yang baik menyebabkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di Barat. Beliau mahu umat Islam berkembang maju seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi moden. Dengan menganalisis sejarah masa lampau, beliau merumuskan bahawa sifat tersebut jugalah menjadikan umat Islam mencapai kemuncak kemajuan pada masa lalu

Sayyid Ahmad Khan menumpukan seluruh tenaga dalam bidang pendidikan hingga akhir hayatnya kerana baginya , “ … ubatlah akarnya pasti pohonnya akan subur”. Langkah pertama dilakukan ialah menubuhkan Sekolah Inggeris di Mudarabad (1861) dan Ghazipur (1863). Kedua-dua sekolah ini didirikan atas sokongan orang ramai, orang-orang ternama, orang Hindu dan Muslim. Sekolah ini dikatakan mendapat lebih simpati daripada sekolah Inggeris yang ditubuhkan oleh mubaligh Kristian.

Pada tahun 1878, sekolah yang dinamakan Muhammedan Anglo-Oriental College (MAOC) telah didirikan. Kemudian dinamakan Muslim University of Aligarh. Kegigihan untuk mendirikan pusat pengajian tinggi untuk orang Muslim ini seharusnya dijadikan contoh kepada tokoh-tokoh reformis kerana ia telah melakukan pelbagai usaha dan tenaga yang ada padanya. Sayyid Ahmad amat bernasib baik kerana mendapat bantuan staf Eropah untuk mengendalikan “University Cambridge of India” itu. Antara sarjana yang turut mewarnai kegemilangan universiti Aligarh ialah Theodore Beck, Thomas Arnold dan Sir Walter Raleigh. Kurikulumnya mengikut kurikulum Eropah, dan pengajiannya dibahagi kepada dua iaitu pengajian Barat (moden) dan pengajian Timur yang diajar dalam bahasa Urdu. Selain daripada pelajar-pelajar Muslim, universiti ini turut menerima pelajar Eropah, Hindu dan Parsi.

Setelah Universiti Aligarh sudah berdiri megah, Sayyid Ahmad Khan mencari idea untuk meningkatkan taraf pendidikan masyarakat Islam di India. Beliau sedar bahawa universiti itu tidak cukup untuk menampung lebih 70 juta orang ketika itu. Tahun1886, beliau membentuk Mohammedan Educational Conference yang adakan persidangan di kalangan cendiakawan Islam untuk membincngkan isu pendidikan masyarakat Islam di India. Konferen ini menjadi alat kebangkitan intelektual dan penyeberan ilmu pengetahuan secara lebih luas. Ada di kalangan intelek menggunakan pertemuan tersebut untuk membangkitkan semangat bagi pembaharuan sosial, kemajuan ekonomi dan intelektual masyarakat Islam di India