Selasa, 03 Agustus 2010

ppni

PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG MASALAH
Konsep dasar perbandingan pendidikan sangat penting untuk kita ketahui, bagaimana pendidikan atau perbandingan pendidikan itu muncul dan bagaimana perkembangan nya sampai saat ini. Istilah perbandingan pendidikan jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris berarti comparative education. Kata comparative diartikan sebagai bersamaan atau sama, sedangkan kata education diartikan sebagai pendidikan. Dengan demikian, berdasarkan pengertian etimologis tersebut maka istilah comparative education memiliki makna terhadap adanya kecenderungan yang sama dalam kegiatan pendidikan.
Dari pengertian etimologis tersebut maka pengertian perbandingan pendidikan secara terminologis berkaitan erat dengan aspek praktis, yakni : membandingkan sesuatu dengan (compare with), atau menemukan perbandingan sesuatu (finding comparison). Sehingga dari kedua pengertian ini memunculkan pemahaman terhadap istilah comparative yang apabila dihubungkan dengan kata education berarti suatu upaya untuk membandingkan suatu kegiatan pendidikan yang dilaksanakan atau menemukan perbandingan yang terdapat dalam kegiatan pendidikan.
Mengenai perbandingan pendidikan ini, pada awal mula kemunculannya disebut sebagai pendidikan internasional. Setelah disiplin ilmu ini berkembang kemudian barulah disebut sebagai comparative education. Kemunculan disiplin ilmu ini dalam bidang pendidikan memunculkan dua versi penyebutan, ada yang menyebutnya dengan istilah pendidikan perbandingan dan ada pula yang menyebutkannya dengan istilah perbandingan pendidikan.
Versi pertama yakni pendidikan perbandingan, dalam penyebutannya cenderung memungkinkan terjadinya mis-interpretasi, mengingat struktur bahasa Indonesia selalu menggambarkan hubungan subjek dan objek (atau antara yang menerangkan dan yang diterangkan). Pada versi ini, kesalahan penafsiran mungkin terjadi jika kata perbandingan dianggap menjadi objek kajiannya, sedangkan kata pendidikan menjadi subjeknya. Apakah mungkin, istilah pendidikan (sebagai subjek yang lebih dekat dengan faktor fungsional) menjadi metodologi bagi istilah perbandingan (sebagai objek yang lebih dekat dengan faktor sistematika) ?, sehingga menimbulkan pengertian bahwa dalam pendidikan perbandingan yang dipelajari adalah seputar informasi perbandingan-perbandingan semata, sementara itu orientasi disiplin ilmu ini lebih luas pembahasannya mencakup dinamika pendidikan di berbagai negara atau studi perbandingan tentang kegiatan pendidikan di berbagai negara (a comparative study of education between countries).
Pada versi yang kedua yakni perbandingan pendidikan, istilah perbandingan (sebagai subjek yang memuat faktor sistematika) menjadi metodologi yang akan menerangkan tentang pendidikan (sebagai objek yang memuat orientasi pelaksanaan pendidikan secara fungsional), yang erat keterkaitannya dengan berbagai determinasi, seperti determinan falsafah dan ideologi suatu bangsa atau negara, determinan sosiol, budaya, politik, ekonomi, agama, dan lain-lain. Tinjauan perbandingan pendidikan kepada berbagai determinasi tersebut akan melahirkan ciri khas pendidikan yang diselenggarakan oleh suatu bangsa atau negara bagi masyarakatnya. Sehingga, pada gilirannya nanti akan memunculkan tokoh-tokoh pendidikan pada bangsa atau negara tersebut, baik tokoh yang mempelopori pendidikan, penerus cita-cita pendidikan atau pengembangannya, serta pembaharu pendidikan.
Nah, dalam hal ini penulis mengangkat tema mengenai KONSEP DASAR PERBANDINGAN PENDIDIKAN DALAM TINJAUAN HISTORIS

B. POKOK PERMASALAHAN
Berangkat dari latar belakang di atas, penulis membatasi pembahasan nya hanya mengenai sejarah – sejarah perbandingan pendidikan. Dengan rumusan masalah sebagai berikut ;
1. bagaimana perkembangan penyelanggaran pendidikan.
2. kemudian bagaimana saja historis nya secara umum dalam setiap fase itu?



PEMBAHASAN

A. PERKEMBANGAN PENYELANGGARAAN PENDIDIKAN
Secara historis perekembangan pendidikan dari dahulu sampai sekarang senantiasa mengalami perubahan, dari berbagai dekade dan fase – fase. Berangkat sejak zaman plato yang mendasarkan konsep nya dengan dasar keadilan sampai ke masa – masa selanjutnya, aristoteles, aalexandria, kemudian ke masa khalifah al – manshur sampai ke masa- masa abad ke- 19 hingga masa kita sekarang.
Serangkaian perkembangan telah berjalan, mulai dari ide plato tentang penyelanggaraan oleh negara, didirikannya museum dan perpustakaan alexandria oleh alexender yang agung, sebagai pusat pengetahuan yang lintas etnis dan bangsa, pendirian bait al hikmah oleh harun al rasyid, sebagai lembaga pengetahuan internasional di baghdad, cita-cita sekolah sekolah internasional oleh piere du bois dan seterusnya sampai terbentuknya biro pendidikan internasional, UNISCO, ASEAN, hingga masuknya disiplin ilmu perbandingan pendidikan di lingkungan universitas keguruan lalu menjadi PPNI di lingkungan IAIN dan PTAIS.

B. secara historis dari setiap masa berawl dari masa, :
1. plato pada tahun 427-347 SM, menurut palto negara ideal harus didasarkan kepada keadilan, di samping itu suatu negara tergantung juga pada budi penduduknya yang dalam hal ini pendidikan menjadi sentral yang sangat penting bagi negara.
2. aristoteles (384-322SM), menurut nya bentuk negara itu ada tiga yaitu monarki, oligarki dan demokrasi. Baik palto maupun aristoteles keduanya memandang penting pendidikan oleh negara, inilah point utama penyajian pada masa yunani ini, yakni pada masa ini itu menandai munculnya konsep penyelenggaraan pendidikan oleh suatu negara.
3. alexandria (300SM), pada masa ini telah berdirimusium dan perpustakaan yang menjadi pusat study bagi mahasiswa daqn pengajar dengan berbagai latar belakang suku bangsa, seperti mesir,yunani, sirria, yahudi, ethiopia, roma, persia, dan anatolia. Musium dan perpustakaan dan alexander ini menjadi pusat pengembangan kritik sastra, ilmu eksata, geograpi dan study tentang kesejahteraan keluarga. pendek kata, museum dan perpustakaan ini tidak ubah nya sebuah universitas serta nstitusi penelitian dengan saranayang lengkap.
4. khalifah al- manshur (765M)
5. harun al rasyid, pada masa ini berdiri sebuah perpustakaan sekaligus lembaga pendidikan yang bersifat internasional yan bernama bait al hikmah. Di dalam nya tidak hanya terdapat koleksi buku- buku agama islam dan bahasa arab, tapi juga terdapat bermacam- macam buku umum yang berasal dari persia, yunani, india, qibti dan arami.
6. piere du bois (1250-1321M), seorang penasehat raja mengusulkan didirikan nya sekolah internasional. Jenis sekolah yang di usulkan ini bertugas menanamkan rasa saling mengerti antar bangsa dan kerja sama.
7. perancis bacon (1561-1626) dengan buku new atlantik ia mengusulkan mendirikan lembaga tinggi.
8. johan amos comenius (1592-1670M), tokoh dari moravia berusaha mendirikan sekolah intternasional di pansopia.
9. pada akhir abad ke-19 study perbandingan pendidikan masih pada lingkungan eropa dengan jalan kajian ilmiah, pengamatan, dan kunjungan di berbagai negara. Salah satunya munculnya terbitan berkala atau hasil penelitian yang di uraikan oleh henry bernard. Secara rinci sistim pendidikan orang dalam jurnal berkala sebanyak 31 jilid.
10. priode 1909-1913 presiden AS william N. Taft pada pemeritahannya ia memerintahkan kepada pejabatnya merintis terseleggaranya konferensi di den hag, meskipun tidak mendapatkan sambutan yang memuaskan, sedangkan andreaws berusaha agar para pemimpin sekutu dapat menyetujui terbentuknya suatu lenbaga yang di sudut internasional bureu of education dalam struktur leque of nations ia juga mengusulkan bahwa tugas biro ini mengusahakan agar Negara- Negara anggota liga menjadi ide, prinsip, dan metode pendidikan dan pengajaran yang bersangkutan.
11. pada tahun 1926 terbentuklah commision in intelektual, adapun tugas komisi adalah :
• merencanakan dan mengorganisasikan pertemuan kerja sama internasional antar perguruan tinggi, perpustakaan museum, dan organisasi guru.
• Mengadaka study mengenai apa – apa yang dilakukan sekolah
• Mempelajari buku-buku agar tidak muncul pandangan yang sempit mengenai pendidikan
12. pada tahun 1939 amerika mendirikan divission of cultural relation
13. pada tahun 1967 di bangkok berdiri ASEAN, yang salah satu tujuan nya juga mengarah kepada permasalahan pendidikan. Semua anggotanya , di setiap negara di bentuk suatu dewan pengembangan pendidikan nasional. Ini di pegang oleh badan penelitian dan pengembangan pendidikan dan kebudayaan (BP3K) departemen pendidikan dan kebudayaan di jakarta.



KESIMPULAN
1. Perbandingan pendidikan ini, pada awal mula kemunculannya disebut sebagai pendidikan internasional. Setelah disiplin ilmu ini berkembang kemudian barulah disebut sebagai comparative education
2. Jadi dapat kita ketahui bahwa, Serangkaian perkembangan telah berjalan, mulai dari ide plato tentang penyelanggaraan oleh negara, didirikannya museum dan perpustakaan alexandria oleh alexender yang agung, sebagai pusat pengetahuan yang lintas etnis dan bangsa, pendirian bait al hikmah oleh harun al rasyid, sebagai lembaga pengetahuan internasional di baghdad, cita-cita sekolah sekolah internasional oleh piere du bois dan seterusnya sampai terbentuknya biro pendidikan internasional, UNISCO, ASEAN, hingga masuknya disiplin ilmu perbandingan pendidikan di lingkungan universitas keguruan lalu menjadi PPNI di lingkungan IAIN dan PTAIS

DAFTAR PUSTAKA

• Abdurachman assegaf, internasionalisasi pendidikan sketsa perbandingan pendidikan di negara-negara islam dan barat. Gama media
• http://bacabukublog.blogspot.com/2008/11/perbandingan-pendidikan-catatan-kuliah.html

Rabu, 31 Maret 2010

Jumat, 26 Maret 2010

Rabu, 17 Maret 2010

Minggu, 17 Januari 2010

sejarah pendidikan islam

A. PENDAHULUAN
Mempelajari Sejarah Pendidikan Islam amat penting, terutama bagi pelajar-pelajar agama islam dan pemimpin-pemimpin islam. Dengan mempelajari Sejarah Pendidikan Islam kita dapat mengetahui sebab kemajuan dan kemunduran islam baik dari cara didikannya maupun cara ajarannya. Khususnya pendidikan islam pada zaman Nabi Muhammad SAW.dan juga pada masa setelah beliau.
B. PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA RASULULLAH
1. Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah di Makkah
Setelah banyak orang memeluk islam, lalu Nabi menyediakan rumah Al- Arqam bin Abil Arqam untuk tempat pertemuan sahabat-sahabat dan pengikut-pengikutnya. di tempat itulah pendiikan islam pertama dalam sejarah pendidian islam.disanalah Nabi mengajarkan dasar-dasar atau pokok-pokok agama islam kepada sahabat-sahabatnya dan membacakan wahyu-wahyu (ayat-ayat) alqur’an kepada para pengikutnya serta Nabi menerima tamu dan orang-orang yang hendak memeluk agama islam atau menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan agama islam. Bahkan disanalah Nabi beribadah (sholat) bersama sahabat-sahabatnya
Lalu turunlah wahyu untuk menyuruh kepada Nabi, supaya menyiarkan agama islam kepada seluruh penduduk jazirah Arab dengan terang-terangan. Nabi melaksanakan tugas itu dengan sebaik-baiknya. Banyak tantangan dan penderitaan yang diterima Nabi dan sahabat-sahabatnya. Nabi tetap melakukan penyiaran islam dan mendidik sahabat-sahabatnya dengan pendidikan islam.
Mahmud Yunus dalam bukunya Sejarah Pendidikan Islam, menyatakan bahwa pembinaan pendidikan islam pada masa Makkah meliputi:
1. Pendidikan Keagamaan
2. Pendidikan Akliyah dan Ilmiah
3. Pendidikan Akhlak dan Budi pekerti
4. Pendidikan Jasmani atau Kesehatan.
2. Pendidikan Islam pada masa Rasulullah di Madinah
Berbeda dengan periode di Makkah, pada periode Madinah islam merupakan kekuatan politik. Ajaran islam yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat banyak turun di Madinah. Nabi Muhammad juga mempunyai kedudukan, bukan saja sebagai kepala agama, tetapi juga sebagai kepala Negara.
Cara Nabi melakukan pembinaan dan pengajaran pendidikan agaam islam di Madinah adalah sebagai berikut:
a. Pembentukan dan pembinaan masyarakat baru, menuju satu kesatuan sosial dan politik.
b. Pendidikan sosial politik dan kewarganegaraan.
c. Pendidikan anak dalam islam
1. Pendidikan Tauhid
2. Pendidikan Shalat
3. Pendidikan adab sopan dan santun dalam bermasyarakat
4. Pendidikan adab dan sopan santun dalam keluarga
5. Pendidikan kesehatan
6. Pendidikan akhlak
3. Kurikulum Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah SAW
Sistem pendidikan islam lebih bertumpu kepada Nabi, sebab selain Nabi tidak ada yang mempunyai otoritas untuk menentukan materi-materi pendidikan islam.Dapat dibedakan menjadi dua periode:
1. Makkah
• Materi yang diajarkan hanya berkisar pada ayat-ayat Makiyyah sejumlah 93 surat dan petunjuk-petunjuknya yang dikenal dengan sebutan sunnah dan hadits.
• Materi yang diajarkan menerangkan tentang kajian keagamaan yang menitikberatkan pada keimanan, ibadah dan akhlak.
2. Madinah
• upaya pendidikan yang dilakukan Nabi pertama-tama membangun lembaga masjid, melalui masjid ini Nabi memberikan pendidikan islam.
• Materi pendidikan islam yang diajarkan berkisar pada bidang keimanan, akhlak, ibadah, kesehatan jasmanai dan pengetahuan kemasyarakatan
C. .PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA KHULAFA AL-RASYIDIN
Tahun-tahun pemerintahan Khulafa al-Rasyidin merupakan perjuangan terus menerus antara hak yang mereka bawa dan dakwahkan kebatilan yang mereka perangi dan musuhi. Pada zaman khulafa al-Rasyidin seakan-akan kehidupan Rasulullah SAW itu terulang kembali:
A. Masa Khalifah Abu Bakar as-Siddiq
Pola pendidikan pada masa Abu Bakar masih seperti pada masa Nabi, baik dari segi materi maupun lembaga pendidikannya. Dari segi materi pendidikan Islam terdiri dari pendidikan tauhid atau keimanan, akhlak, ibadah, kesehatan, dan lain sebagainya. Menurut Ahmad Syalabi lembaga untuk belajar membaca menulis ini disebut dengan Kuttab. Kuttab merupakan lembaga pendidikan yang dibentuk setelah masjid, selanjutnya Asama Hasan Fahmi mengatakan bahwa Kuttab didirikan oleh orang-orang Arab pada masa Abu Bakar dan pusat pembelajaran pada masa ini adalah Madinah, sedangkan yang bertindak sebagai tenaga pendidik adalah para sahabat rasul terdekat.
Lembaga pendidikan Islam masjid, masjid dijadikan sebagai benteng pertahanan rohani, tempat pertemuan, dan lembaga pendidikan Islam, sebagai tempat shalat berjama’ah, membaca Al-qur’an dan lain sebagainya.
B. Masa Khalifah Umar bin Khattab
Berkaitan dengan masalah pendidikan, khalifah Umar bin Khattab merupakan seorang pendidik yang melakukan penyuluhan pendidikan di kota Madinah, beliau juga menerapkan pendidikan di masjid-masjid dan pasar-pasar serta mengangkat dan menunjuk guru-guru untuk tiap-tiap daerah yang ditaklukan itu, mereka bertugas mengajarkan isi Al-qur’an dan ajaran Islam lainnya. Adapun metode yang mereka pakai adalah guru duduk di halaman masjid sedangkan murid melingkarinya.
Pelaksanaan pendidikan di masa Khalifah Umar bin Kattab lebih maju, sebab selama Umar memerintah Negara berada dalam keadaan stabil dan aman, ini disebabkan disamping telah ditetapkannya masjid sebagai pusat pendidikan juga telah terbentuknya pusat-pusat pendidikan Islam di berbagai kota dengan materi yang dikembangkan, baik dari segi ilmu bahasa, menulis, dan pokok ilmu-ilmu lainnya.
Pendidikan dikelola di bawah pengaturan gubernur yang berkuasa saat itu,serta diiringi kemajuan di berbagai bidang, seperti jawatan pos, kepolisian, baitulmal dan sebagainya. Adapun sumber gaji para pendidik waktu itu diambilkan dari daerah yang ditaklukan dan dari baitulmal.
C. Masa Khalifah Usman bin Affan.
Pada masa khalifah Usman bin Affan, pelaksanaan pendidikan Islam tidak jauh berbeda dengan masa sebelumnya. Pendidikan di masa ini hanya melanjutkan apa yang telah ada, namun hanya sedikit terjadi perubahan yang mewarnai pendidikan Islam. Para sahabat yang berpengaruh dan dekat dengan Rasulullah yang tidak diperbolehkan meninggalkan Madinah di masa khalifah Umar, diberikan kelonggaran untuk keluar di daerah-daerah yang mereka sukai. Kebijakan ini sangat besar pengaruhnya bagi pelaksanaan pendidikan di daerah-daerah.
Proses pelaksanaan pola pendidikan pada masa Usman ini lebih ringan dan lebih mudah dijangkau oleh seluruh peserta didik yang ingin menuntut dan belajar Islam dan dari segi pusat pendidikan juga lebih banyak, sebab pada masa ini para sahabat memilih tempat yang mereka inginkan untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat
D. Masa Khalifah Ali bin Abi Thalib
Pada masa Ali telah terjadi kekacauan dan pemberontakan, sehingga di masa ia berkuasa pemerintahannya tidak stabil. Dengan kericuhan politik pada masa Ali berkuasa, kegiatan pendidikan Islam mendapat hambatan dan gangguan. Pada saat itu ali tidak sempat lagi memikirkan masalah pendidikan sebab keseluruhan perhatiannya itu ditumpahkan pada masalah keamanan dan kedamaian bagi seluruh masyarakat Islam.
D. PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA BANI UMAYYAH
Pada masa dinasti Umayyah pola pendidikan bersifat desentrasi,. Kajian ilmu yang ada pada periode ini berpusat di Damaskus, Kufah, Mekkah, Madinah, Mesir, Cordova dan beberapa kota lainnya, seperti: Basrah dan Kuffah (Irak), Damsyik dan Palestina (Syam), Fistat (Mesir). Diantara ilmu-ilmu yang dikembangkannya, yaitu: kedokteran, filsafat, astronomi atau perbintangan, ilmu pasti, sastra, seni baik itu seni bangunan, seni rupa, amuoun seni suara.
Umumnya pelajaran diberikan guru kepada murid-murid seorang demi seorang. Baik di Kuttab atau di Masjid pada tingkat menengah. Pada tingkat tinggi pelajaran diberikan oleh guru dalam satu tempat yang dihadiri oleh pelajar bersama-sama.
Ilmu-ilmu yang diajarkan pada Kuttab pada mula-mulanya adalah dalam keadaan sederhana, yaitu:
a. Belajar membaca dan menulis.
b. Membaca Al-Qur’an dan menghafalnya.
c. Belajar pokok-pokok agama Islam, seperti cara wudhu, shalat, puasa dan sebagainya.
Ilmu-ilmu yang diajarkan pada tingkat menengah dan tinggi terdiri dari:
a. Al-Qur’an dan tafsirannya.
b. Hadis dan mengumpulkannya.
c. Fiqh (tasri’).
Pemerintah dinasti Umayyah menaruh perhatian dalam bidang pendidikan. Memberikan dorongan yang kuat terhadap dunia pendidikan dengan penyediaan sarana dan prasarana. Hal ini dilakukan agar para ilmuan, para seniman, dan para ulama mau melakukan pengembangan bidang ilmu yang dikuasainya serta mampu melakukan kaderisasi ilmu.
Di antara ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa ini adalah:
1. Ilmu agama, seperti: Al-Qur’an, Haist, dan Fiqh. Proses pembukuan Hadist terjadi pada masa Khalifah Umar ibn Abdul Aziz sejak saat itulah hadis mengalami perkembangan pesat.
2. Ilmu sejarah dan geografi, yaitu segala ilmu yang membahas tentang perjalanan hidup, kisah, dan riwayat. Ubaid ibn Syariyah Al Jurhumi berhasil menulis berbagai peristiwa sejarah.
3. Ilmu pengetahuan bidang bahasa, yaitu segala ilmu yang mempelajari bahasa, saraf, dan lain-lain.
4. Budang filsafat, yaitu segala ilmu yang pada umumnya berasal dari bangsa asing, seperti ilmu mantik, kimia, astronomi, ilmu hitung dan ilmu yang berhubungan dengan itu, serta ilmu kedokteran.
MADRASAH/UNIVERSITAS PADA MASA BANI UMAYYAH
Madrasah-madrasah yang ada pada masa Bani Umayyah adalah sebagai berikut:
1) Madrasah Mekkah
2) Madrasah Madinah
3) Madrasah Basrah
4) Madrasah Damsyik
5) Madrasah Fistat (Mesir)



E. PERKEMBANGAN PENDIDIKAN PADA MASA ABASYIAH
Popularitas daulah Abbasiyah mencapai puncaknya di zaman khalifah harun al rasyid dan puteranya almakmun. Kekayaan yang banyak dimanfaatkan Harun al-Rasyid Rahimahullah untuk keperluan sosial. Rumah sakit, lembaga pendidikan dokter, dan farmasi didirikan. Pada masanya sudah terdapat paling tidak sekitar 800 orang dokter. Disamping itu, pemandian-pemandian umum juga dibangun. Kesejahteraan, sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan serta kesusasteraan berada pada zaman keemasannya. Pada masa inilah negara menempatkan dirinya sebagai negara terkuat dan tak tertandingi
Lembaga pendidikan Islam pertama untuk pengajaran yang lebih tinggi tingkatanya adalah ba’it al hikmah (rumah kebijakan) yang dirikan oleh al Makmun (830 M) di baghdad ibu kota negara. Selain berfungsi sebgai biro enerjemahan , lembaga ini juga dikenal sebagai pusat kejian akademis dan perpustakaa umum, serta memiliki sebuah observatorium.
F. PEMBAHARUAN PENDIDKAN ISLAM

Setelah berjaya mendamaikan umat Islam dengan pemerintah Inggeris, SAK mula mengenengahkan idea-ideanya dalam rangka memajukan umat Islam di India. Menurut beliau kemunduran umat Islam kerana mereka tidak mempunyai ilmu dan teknologi moden seperti dimiliki orang Eropah. Menurut beliau lagi, al-Quran sangat menggalakkan uamt Islam untuk menggunakan akal dalam bidang yang sangat luas, meskipun menjangkaui batasan. Gabungan kemampuan akal, kebebasan manusia yang berkehendak dan melakukan sesuatu yang baik menyebabkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di Barat. Beliau mahu umat Islam berkembang maju seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi moden. Dengan menganalisis sejarah masa lampau, beliau merumuskan bahawa sifat tersebut jugalah menjadikan umat Islam mencapai kemuncak kemajuan pada masa lalu

Sayyid Ahmad Khan menumpukan seluruh tenaga dalam bidang pendidikan hingga akhir hayatnya kerana baginya , “ … ubatlah akarnya pasti pohonnya akan subur”. Langkah pertama dilakukan ialah menubuhkan Sekolah Inggeris di Mudarabad (1861) dan Ghazipur (1863). Kedua-dua sekolah ini didirikan atas sokongan orang ramai, orang-orang ternama, orang Hindu dan Muslim. Sekolah ini dikatakan mendapat lebih simpati daripada sekolah Inggeris yang ditubuhkan oleh mubaligh Kristian.

Pada tahun 1878, sekolah yang dinamakan Muhammedan Anglo-Oriental College (MAOC) telah didirikan. Kemudian dinamakan Muslim University of Aligarh. Kegigihan untuk mendirikan pusat pengajian tinggi untuk orang Muslim ini seharusnya dijadikan contoh kepada tokoh-tokoh reformis kerana ia telah melakukan pelbagai usaha dan tenaga yang ada padanya. Sayyid Ahmad amat bernasib baik kerana mendapat bantuan staf Eropah untuk mengendalikan “University Cambridge of India” itu. Antara sarjana yang turut mewarnai kegemilangan universiti Aligarh ialah Theodore Beck, Thomas Arnold dan Sir Walter Raleigh. Kurikulumnya mengikut kurikulum Eropah, dan pengajiannya dibahagi kepada dua iaitu pengajian Barat (moden) dan pengajian Timur yang diajar dalam bahasa Urdu. Selain daripada pelajar-pelajar Muslim, universiti ini turut menerima pelajar Eropah, Hindu dan Parsi.

Setelah Universiti Aligarh sudah berdiri megah, Sayyid Ahmad Khan mencari idea untuk meningkatkan taraf pendidikan masyarakat Islam di India. Beliau sedar bahawa universiti itu tidak cukup untuk menampung lebih 70 juta orang ketika itu. Tahun1886, beliau membentuk Mohammedan Educational Conference yang adakan persidangan di kalangan cendiakawan Islam untuk membincngkan isu pendidikan masyarakat Islam di India. Konferen ini menjadi alat kebangkitan intelektual dan penyeberan ilmu pengetahuan secara lebih luas. Ada di kalangan intelek menggunakan pertemuan tersebut untuk membangkitkan semangat bagi pembaharuan sosial, kemajuan ekonomi dan intelektual masyarakat Islam di India